Seperti biasanya, setiap hari Senin dilaksanakan upacara bendera sebelum kegiatan belajar dimulai. Namun, hari Senin tersebut ada sedikit yang berbeda dari upacara bendera, idak lagi terlihat siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 29 anak berjajar rapi di halaman sekolah. Tidak terdengar lagi anak-anak kelas VI menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kali ini, lagu Indonesia raya dinyanyikan oleh adik-adik kelas V yang menempati barisan yang di tinggalkan kakak kelas mereka. Meskipun demikian, upacara bendera tetap dilaksanakan dengan khidmat.
Beberapa siswa kelas VI tampak hadir di sekolah setelah upacara bendera berakhir. Sepertinya mereka belum bisa melupakan sekolah yang telah mereka tinggali selama enam tahun. Ada banyak kenangan yang akan mereka rindukan meskipun merkea sudah mendapatkan tempat baru, pada jenjang pendidikan tang lebih tinggi.
Dari obrolan santai, beberapa siswa merasa beruntung dengan sistem zonasi karena kantor kelurahan tempat mereka tinggal dekat dengan sekolah idaman. Yang rumahnya jauh dengan SMP harus punya strategi khusus agar lolos seleksi. Sementara, yang merasa pintar dan nilainya tinggi tidak bisa bernafas lega sampai PPDB berakhir. Dengan modal nilai yang tinggi, mereka tetap was-was dan harus selalu melihat jurnal yang dapat diakses secara online. Mereka ingin sekolah di SMP favorit tapi rumah mereka jauh dari zona.
Tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa SMP Negeri masih menjadi favorit lulusan SD. Meskipun sistem Zonasi telah diterapkan beberapa tahun dengan tujuan memeratakan kualitas pendidikan, namun jejak SMP dengan predikat favorit tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Di wilayah Delanggu, beberapa SMP Negeri menjadi pilihan utama lulusan SD untuk mendapatkan pendidkan yang bermutu. Dari rekam jejaknya memang sekolah-sekolah ini layak dinobatkan sebagai salah satu SMP terbaik di Klaten. Dengan kuota jalur prestasi yang cukup besar menjadi pilihan utama bagi lulusan SD yang memiliki prestasi maupun nilai yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar